LITOSFER
A.
Pengertian Litosfer
Litosfer adalah
kulit terluar dari planet berbatu.
Litosfer berasal dari kata Yunani, litosfer berasal dari kata lithos artinya
batuan, dan sphere artinya lapisan. Secara harfiah litosfer adalah lapisan
bumi yang paling luar atau biasa disebut dengan kulit bumi. Litosfer merupakan
lapisan batuan/ kulit bumi yang bulat dengan ketabalan kurang lebih 1200 km.
Ahli- ahli geofisika menggunakan istilah litosfer dalam pengertian yang lebih
terbatas yaitu kulit luar bumi yang tipis, disebut kerak (crust).
Pada lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya
akan Si02, itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan
silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas dua bagian,
yaitu Litosfer atas (merupakan daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian)
dan Litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian).
Litosfer Bumi meliputi kerak dan bagian
teratas dari mantel Bumi yang mengakibatkan kerasnya lapisan
terluar dari planet Bumi. Litosfer ditopang oleh astenosfer, yang merupakan bagian yang lebih lemah,
lebih panas, dan lebih dalam dari mantel. Batas antara litosfer dan astenosfer
dibedakan dalam hal responnya terhadap tegangan: litosfer tetap padat dalam
jangka waktu geologis yang relatif lama dan berubah secara elastis karena
retakan-retakan, sednagkan astenosfer berubah seperti cairan kental.
Litosfer
terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya gerak benua akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer.
Konsep litosfer sebagai lapisan terkuat dari lapisan
terluar Bumi dikembangkan oleh Barrel pada tahun
1914, yang menulis serangkaian paper untuk mendukung konsep itu. konsep yang
berdasarkan pada keberadaan anomali gravitasi yang signifikan di atas kerak
benua, yang lalu ia memperkirakan keberadaan lapisan kuat (yang ia sebut
litosfer) di atas lapisan lemah yang dapat mengalir secara konveksi (yang ia
sebut astenosfer). Ide ini lalu dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940, dan
telah diterima secara luas oleh ahli geologi dan geofisika. Meski teori
tentang litosfer dan astenosfer berkembang sebelum teori lempeng tektonik
dikembangkan pada tahun 1960, konsep mengenai keberadaan lapisan kuat
(litosfer) dan lapisan lemah (astenosfer) tetap menjadi bagian penting dari
teori tersebut.
Terdapat dua
tipe litosfer
- Litosfer samudra, yang berhubungan dengan kerak samudra dan berada di dasar samdura
- · Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua
Bumi tersusun
dari beberapa lapisan yaitu :
a.
Kulit bumi (lithosfer)
Lapisan ini pada kedalaman 50-200 km,
tebalnya sekitar 1200 km, dengan masa jenis rata-rata 2,9 gram/cc. Lapisan ini
merupakan lapisan bebatuan yang mengapung diatas astenosfer.
Lithosfer disebut juga kulit bumi terdiri dua bagian
yaitu:
1. Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Lapisan ini memilikiketebalan rata-rata 35Km. lapisan sial disebut juga lapisan kerak.
1. Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Lapisan ini memilikiketebalan rata-rata 35Km. lapisan sial disebut juga lapisan kerak.
Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini antara
lain terdapat batuan sedimen, granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan
batuan lain yang terdapat di daratan benua.
Kerak bumi di bagimenjadi dua, yaitu:
·
Kerak benua,
kerak benua merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit dibagian
atasnya dan batuan beku basalt dibagian bawahnya. usia lapisan
kerak benua adalah sekitar 3,7-4,28 miliar tahun ditemukan di
Narryer Gneiss Terranedi Barat Australia dan di Acasta Gneiss, Kanada.
·
Kerak samudra. Merupakan benda padat yang terdiri atas endapan dilaut
pada bagian atasnya, kemudian di bagian bawahnya batuan vulkanik, dan
yang paling bawah batuan beku gabro dan peridolit. Usia kerak samudra saat ini adalah sekitar 200 juta tahun. Kerak
ini menempati dasar samudra.
2. Lapisan Sima yaitu lapisan bumi yang disusun oleh
logam-logan sillisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO. Lapisan
ini mempunyai berat jenis yang lebih besar daripada lapisan sial, karena
mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferromagnesium dan batuan basalt. Lapisan
ini bersifat elastis dan mempunyai ketebalan rata-rata 65 km.
b.
Selimut (Mantel)
Lapisan ini mempunyai 2 bagian
berturut-turut :
§ Mesosfer :
Lapisan ini dikedalaman sekitar 2900 km, wujudnya padat terletak dibawah
atenosfer dengan ketebalan 2400-2750 km.
§ Astenosfer :
Lapisan ini dikedalaman 700 km, wujudnya agak kental tebalnya 100-400km. Diduga
lapisan ini tempat formasi magma.
c.
Inti Bumi (Barisfer atau Centrosfer)
Terdiri atas
dua bagian, yaitu inti luar (outer core) dan inti dalam (core). Lapisan inti
luar merupakan satu-satunya lapisan cair. Inti luar terdiri atas besi, nikel,
dan oksigen. Lapisan ini mempunyai tebal ±2.255 kilometer. Adapun lapisan inti
dalam setebal ±1.200 kilometer. Inti dalam merupakan bola logam yang padat dan
mampat, bersuhu sangat panas sekitar 4.500°C. Lapisan ini terbentuk dari besi
dan nikel padat. Lapisan inti dalam merupakan pusat bumi.
B. Material
Pembentuk Litosfer
a.
Jenis Batuan
Litosfer tersusun atas tiga macam
material utama dengan bahan dasar pembentukannya adalah Magma dengan
berbagai proses yang berbeda-beda. Berikut merupakan material batuan penyusun
litosfer.
1.
Batuan igneus atau Batuan beku
batuan beku dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a. Batuan Beku
Dalam (Plutonik/Abisik)
Batuan beku dalam terjadi dari
pembekuan magma yang berlangsung perlahan-lahan ketika masih berada jauh di dalam
kulit bumi. Contoh batuan beku dalam adalah granit, diotit, dan gabbro.
b. Batuan Beku
Gang/Korok
Batuan beku
korok terjadi dari magma yang membeku di lorong antara dapur magma dan
permukaan bumi. Magma yang meresap di antara lapisan-lapisan litosfer mengalami
proses pembekuan yang berlangsung lebih cepat, sehingga kristal mineral yang
terbentuk tidak semua besar. Campuran kristal mineral yang besarnya tidak sama
merupakan ciri batuan beku korok.
c. Batuan Beku
Luar
Batuan beku
luar terjadi dari magma yang keluar dari dapur magma membeku di permukaan bumi
(seperti magma hasil letusan gunung berapi). Contoh batuan beku luar adalah
basalt, diorit, andesit, obsidin, scoria, batuan apung (bumice).
Untuk membedakan batuan beku dengan batuan lainnya terdapat
tiga cirri utama, yaitu :
a. Tidak mengandung fosil
b. Teksturnya padat, mampat, serta strukturnya homogen
dengan bidang permukaan kesemua arah sama
c. Susunan sesuai dengan pembentukannya
Batuan beku
banyak dimanfaatkan untuk bahan bangunan dan pengeras jalan. Batuan beku
ditambang dengan cara dipecahkan bahkan dihancurkan.
2.
Batuan Endapan
atau Batuan Sedimen
Batuan Sedimen merupakan
batuan mineral yang telah terbentuk dipermukaan bumi yang mengalami pelapukan.
Bagian - bagian yang lepas dari hasil pelapukan tersebut terlepas dan
ditansportasikan oleh aliran air, angin, maupun oleh gletser yang kemudian
terendapkan atau tersedimentasi dan terjadilah proses diagenesis yang
menyebabkan endapan tersebut mengeras dan menjadi bantuan sedimen.
Berdasarkan tenaga yang mengendapkan batuan sedimen
dibagi 3 yaitu:
a.
Batuan sedimen
akuatis: berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh air sungai, danau,
atau air hujan.
b.
Batuan sedimen
aeolis (aeris): berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh angin.
c.
Batuan sedimen
glasial: berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh gletser.
Berdasarkan
tempat pengendapannya batuan sedimen dibagi 5,yaitu :
a. Batuan sedimen
teristris: diendapkan di darat.
b. Batuan sedimen
marine: diendapkan di laut.
c. Batuan sedimen
limnis: diendapkan di danau.
d. Batuan sedimen
fluvial: diendapkan di sungai.
e. Batuan seidmen
glasial: diendapkan di daerah es/gletser.
berdasarkan cara pengendapannya batuan sedimen dibagi 3 yaitu:
1.
Batuan sedimen
mekanis: diendapkan secara mekanik tanpa mengubah susunan kimianya. Contohnya
batu pasir, tanah liat, konglomerat, breksi.
2.
Batuan sedimen
kimiawi: diendapkan secara kimiawi, artinya terjadi perubahan struktur kimia.
Contohnya batu kapur, gipsum, gamping.
3.
Batuan sedimen
organis: diendapkan lewat kegiatan organik (makhluk hidup). Contohnya terumbu
karang.
3.
Batuan Metamorf
Batuan Metamorf adalah batuan yang telah mengalami
perubahan, baik secara fisik maupun secara kimiawi sehingga menjadi berbeda
dari batuan induknya. Batuan metamorf dapat dibedakan menjadi tiga yaitu
a.
Metamorf kontak
(metamorf Termal)
batuan yang terjadi akibat suhu yang sangat tinggi,
biasanya terletak dekat dengan dapur magma, contoh: marmer, dan batu bara
dibukit asam.
b.
Metamorf dinamo
(metamorf kinetik)
berubah karena tekanan yang tinggi, dalam waktu yang
lama, dan dihasilkan proses pembentukan kulit bumi oleh tenaga endogen. Adanya
tekanan dari arah berlawanan menyebabkan butir-butir mineral menjadi pipih dan
ada yang mengkristal kembali. Contohnya batu lumpur menjadi batu tulis (slate).
c.
Metamorf
pneumatolitis
berubah karena pengaruh gas-gas dari magma. Contohnya
kuarsa dan gas borium berubah menjadi turmalin, dengan gas florin menjadi topas
(permata kuning).
Struktur Lapisan Kerak Bumi
Di dalam litosfer terdapat lebih dari 2000 mineral dan hanya 20 mineral yang terdapat dalam batuan. Mineral pembentuk batuan yang penting, yaitu Kuarsa (Si02), Feldspar, Piroksen, Mika Putih (K-Al-Silikat), Biotit atau Mika Cokelat (K-Fe-Al-Silikat), Amphibol, Khlorit, Kalsit (CaC03), Dolomit (CaMgCOT3), Olivin (Mg, Fe), Bijih Besi Hematit (Fe2O3), Magnetik (Fe3O2), dan Limonit (Fe3OH2O). Selain itu, litosfer juga terdiri atas dua bagian, yaitu lapisan Sial dan lapisan Sima. Lapisan Sial yaitu lapisan kulit Bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit, andesit, jenis-jenis batuan metamorf, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua. Lapisan Sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit Bumi yang tersusun oleh logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar daripada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt. Batuan pembentuk kulit Bumi selalu mengalami siklus atau daur, yaitu batuan mengalami perubahan wujud dari magma, batuan beku, batuan sedimen, batuan malihan, dan kembali lagi menjadi magma.Litosfer
A. Siklus Batuan
Batu-batuan mengalami siklus
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar sebagai berikut (gambar siklus
batu-batuan dialami dari magma), batuan cair pijar didalam lithosfer
a.
Karena
pendinginannya makin lama makin padat akhirnya membeku menjadi batuan beku
b.
Batuan beku
rusak hancur karena tenaga eksogen, misal : air hujan, panas dingin, es dingin,
dsb. Diangkut dan diendapkan menjadi batuan sedimen kastis
c.1 larut didalam air dan langsung
diendapkan menjadi batuan sedimen kemis
d. Karena suhu tinggi, tekanan
besar, dan waktu yang lama, batuan beku serta batuan sedimen berubah menjadi
batuan metamorf
e. Ada kemungkinan
karena terganggunya keseimbangan suhu dan tekanan, sehingga batu-batuan mencair
kembali menjadi magma.
B. Tenaga Geologi
Yang dimaksud tenaga geologi yaitu tenaga yang mengubah bentuk permukaan
bumi yang terdiri atas tenaga endogen dan tenaga eksogen.
1.
Tenaga endogen
Tenaga atau kekuatan yang berasal dari
bumi dapat dibedakan menjadi empat macam:
a.
Orogenesis
yaitu gerak yang menyebabkan terjadinya gunung, tanah retak dan lapisan bumi
bergeser
b.
Epirogenesis
yaitu gerak yang berjalannya perlahan-lahan pada permukaan bumi yang luas dan
menyebabkan turunnya lautan dan daratan
c.
Tektogenesis
yaitu terjadinya perubahan keadaan batuan yang mengakibatkan putusnya hubungan
posisi batuan
d.
Vulkanisme
yaitu gejala alam sebagai akibat dari adanya aktifitas dari magma didalam bumi.
Bentuk Muka
Bumi Akibat Tenaga Endogen
Tenaga endogen terdiri dari tiga bagian
:
Tektonisme
Yang dimaksud dengan gerak tektonik adalah semua gerak
naik dan turun yang menyebabkan perubahan bentuk kulit bumi. Gerak ini
dibedakan menjadi gerak epirogenetik dan gerak orogenetik.
d. Gerak
Epirogenetik, adalah gerak atau pergeseran lapisan kulit bumi yang relatif
lambat, berlangsung dalam waktu yang lama dan meliputi daerah luas. Ada dua
macam gerak epirogenetik, yaitu epirogenetik positif dan epirogenetik negatif.
1.) Gerak epirogenetik positif adalah gerakan permukaan
bumi turun dan seolah olah permukaan air laut naik. Contoh, turunya pulau-pulau
di kawasan Indonesia timur (Kepulauan Maluku dan kepulauan Benda.
2.) Gerak epirogenetik negatif adalah gerakan permukaan bumi
seolah-olah permukaan bumi naik dan seolah olah permukaan air turun.
e.
Gerak
Orogenetik, adalah gerak yang relatif lebih cepat dari pada gerak epirogenetik
merupakan gerakan pembentuk pegunungan. Gerak ini menyebabkan tekanan
horizontal dan vertikal di kulit bumi yang mnyebabkan peristiwa dislokasi atau
perpindahan letak lapisan kulit bumi. Peristiwa ini dapat menimbulkan:
i.
Lipatan/Kerutan Kulit Bumi
Lipatan, yaitu gerakan pada lapisan bumi yang tidak
terlalu besar dan berlangsung dalam waktu yang lama sehingga menyebabkan
lapisan kulit bumi berkerut atau melipat, kerutan atau lipatan bumi ini yang
nantinya menjadi pegunungan. Punggung lipatan dinamakan antliklinal, daerah
lembah (sinklinal) yang sangat luas dinamakan geosinklinal, ada beberapa
lipatan, yaitu lipatan tegak miring, rebah, menggantung, isoklin dan kelopak.
Macam-macam lipatan
:
1.
Lipatan tegak,
yaitu arah tenaga vertikal berasal dari bawah
2.
Lipatan
condong/miring, yaitu arah tenaga horizontal dan kekuatannya tidak sama.
3.
Lipatan rebah,
yaitu tenaga horizontal dan berasa dari satu arah.
4.
Lipatan
kelopak, yaitu arah horizontal searah, tetapi agak panjang.
5.
Lipatan
isoklinal, deret lipatan yang memiliki bentuk sama besar.
i.
Patahan
Patahan yaitu gerakan pada lapisan bumi yang sangat besar
dan berlangsung yang dalam waktu yang sangat cepat, sehingga menyebabkan
lapisan kulit bumi retak atau patah. Bagian muka bumi yang mengalami patahan
seperti graben dan horst. Horst adalah tanah naik, terjadi bila terjadi
pengangkatan. Graben adalah tanah turun, terjadi bila blok batuan mengalami
penurunan.
§ Vulkanisme
Yang dimaksud vulkanisme adalah peristiwa yang
berhubungan dengan naiknya magma dari dalam perut bumi.
1.
Magma adalah
campuran batuan-batuan dalam keadaan cair agak liat serta sangat panas.
Aktivitas magma disebabkan oleh tingginya suhu magma dan banyaknya gas yang
terkandung didalamnya. Magma dapat berbentuk gas, cair dan padat.
Macam magma berdasarkan susunan mineralnya adalah:
- Magma asam (granitis): magma yang banyak mengandung kuarsa (SiO3) dan berwarna terang.
- Magma basa (basaltis): magma yang banyak mengandung besi dan magnesium dan berwarna gelap.
- Magma pertengahan (andesit): magma yang mengandung kuarsa, besi, dan magnesium seimbang dan berwarna kelabu gelap.
a.
Sumber magma
b.
Gang
c.
Kawah atau
lubang pundan
d. Sumber kawah
e.
Gunng api
mungkin juga mempunyai anak pada lerengnya
4.
Intrusi magma
Intrusi magma adalah peristiwa menyusupnya magma di antara lapisan
batu-batuan, tetapi tidak mencapai permukaan bumi. Intrusi magma dapat
dibedakan menjadi empat, yaitu:
a) Intrusi datar (sill atau lempeng intrusi), yaitu magma
menyusup diantara dua lapisan batuan, mendatar dan pararel dengan lapisan
batuan tersebut.
b) Batolit adalah jenis batuan beku, yang
mana batu tersebut terbentuk ketika masih di dalam dapur magma.
c) Lakolit, yaitu magma yang
menerobos di antara lapisan bumi paling atas. Bentuknya seperti lensa cembung
atau kue serabi.
d) Gang (korok), yaitu batuan hasil
intrusi magma yang menyusup dan membeku di sela sela lipatan (korok).
e) Apofisa adalah cabang dari batu gang.
f) Diaterma adalah lubang (pipa) diantara
dapur magma dan kepundan gunung berapi bentuknya seperti silinder memanjang.
5.
Ekstrusi magma
Ekstrusi magma juga biasa
disebut erupsi, erupsi adalah peristiwa keluarnya magma dari dalam perut bumi
hingga mencapai permukaan bumi. Ekstrusi magma merupakan salah satu penyebab
terbentuknya gunung api atau vulkan.
Menurut sifatnya Erupsi / Ekstrusi magma dibedakan menjadi 2 yaitu:
a) Erupsi Effusif
Erupsi Effusif merupakan ekstrusi magma yang tidak mengakibatkan letusan,
hal ini disebabkan karena tekanan gas terlalu kecil. Dalam letusan ini yang
dikeluarkan hanyalah beberapa material cair (lava) dan sedikit kandungan
material padat. Lava adalah magma yang berbentuk cair dan berpijar yang
mengalir pada permukaan numi.
b) Erupsi Eksplosif
Erupsi Eksplosif adalah ekstrusi magma yang sampai menyebabkan letusan,
letusan tersebut disebabkan karena tekanan gas dalam dapur magma sangat kuat.
Biasanya kejadian ini mampu menyemburkan material vulkan baik cair maupun
padat.
Menurut bentuk lubang keluarnya, magma erupsi dikelompokkan menjadi tiga bagian,
yaitu:
- Erupsi linier: Erupsi ini terjadi jika magma keluar melalui retakan yang terdapat pada kulit bumi, sehingga membentuk lubang yang memanjang. Contoh: Letusan Gunung Api Lakky yang terdapat pada pulau Eslandia dengan panjang hingga mencapai 30 Km.
- Erupsi arel: Erupsi arel terjadi disebabkan karena dapur magma mempunyai letak yang dekat dengan permukaan bumi, sehingga permukaan bumi leleh dan mencair akibat lava pijar (magma) yang keluar dari dapur magma langsung kepermukaan bumi. Contoh Erupsi Arel: bekas letusan gunung api yang dikenal dengan Yellostone National Park di Amerika Serikat.
- Erupsi sentral: Erupsi sentral merupakan erupsi yang terjadi hanya jika magma keluar menggunakan satu lubang atau satu jalur, sehingga dapat menciptakan vulkan di tempat keluarnya magma tersebut. Contoh: Letusan Gunung Krakatau.
6.
Jenis-jenis gunung berapi berdasarkan
tipe letusan dapat dibedakan menjadi tiga:
·
Gunung Api
Strato: berbentuk kerucut, tetapi berlapis-lapis. Terjadi karena letusan yang
kuat dan diselingi letusan yang lemah.
Contoh: Gunung Merapi, Gunung Kelud, Gunung Agung
·
Gunung Api
Maar: berbentuk seperti danau kecil, karena letusan eksplosif yang relatif
tidak kuat dan hanya berlangsung sekali. Contohnya Gunung Lamongan (Jawa
Timur).
·
Gunung Api
Perisai/tameng: berbentuk seperti perisai, karena letusan dengan bahan keluaran
yang sangat cair. Contohnya gunung api di kepulauan Hawaii.
7.
Letusan Gunung Api
Bahan-bahan yang dikeluarkan pada waktu gunung api meletus sebagai berikut:
a. Benda Padat berupa lapili, kerikil, pasir dan debu.
b. Benda Cair yang terdiri dari lava,
lahar panas, dan lahar dingin.
1) Lava yaitu magma yang telah sampai
diluar
2) Lahar panas yaitu aliran air panas
bercampur dengan lumpur yang dimuntahkan dari kawah.
3) Lahar dingin yaitu aliran air dingin
bercampur dengan lumpur yang terjadi karena hujan lebat setelah gunung api
meletus.
d. Bahan Gas
(eksalasi)
1) Solfatar:
gas-gas yang mengandung belerang yng keluar dari lubang solftara. Misalnya
Gunung Papandayan dan Gunung Sibayak
2) Fumoral: lubang
yang mengeluakan uap air
3) Mofet: lubang
yang mengeluarkan CO2. Misalnya Gunung Dieng.
7. Ciri ciri gunung api yang akan meletus,
antara lain:
1) Suhu di sekitar gunung naik
2) Mata air mejadi kering
3) Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang kadang disertai getaran
(gempa)
4) Tumbuhan di sekitar gunung layu, dan
5) Binatang di sekitar gunung bermigrasi.
§ Seisme (Gempa
bumi)
Gempa bumi adalah getaran yang dapat dirasakan di
permukaan bumi karena adanya gerakan, terutama yang berasal dari dalam
lapisan-lapisan bumi. Apabila getaran iti merambat melalui air laut maka
disebut gempa laut.
Ø Macam-macam
Gempa Bumi
Menurut intensitasnya gempa dibagi menjadi makroseisme
dan mikroseisme. Secara umum penyebab terjadinya gempa bumi dapat dibedakan
menjadi 3 yaitu :
i.
Gempa tektonis
Sebagian besar gempa bumi disebabkan oleh proses tektonik, yaitu gerakan
yang terjadi di dalam kulit bumi secara tiba-tiba, baik berupa patahan maupun
pergerakan.
ii.
Gempa vulkanis
Gempa vulkanis adalah gempa yang disebabkan oleh adanya letusan atau
retakan yang terjadi di dalam struktur gunung berapi.
iii.
Gempa runtuhan
Gempa runtuhan disebabkan oleh adanya longsoran massa
batuan, intensitas gempa runtuhan sangat kecil sehingga tidak terasa pada jarak
yang jauh. Gempa runtuhan disebut juga dengan gempa terban.
Istilah-istilah
teknis dalam Gempa Bumi
Sumber gempa di dalam bumi disebut hiposentrum. Dari
hiposentrum ini getarannya diteruskan ke segala arah. Tempat hiposentrum ini
ada yang dalam sekali, ada yang dangkal. Di Indonesia terdapat hiposentrum yang
dalamnya lebih dari 500 km. Contoh diawah laut Flores ± 720 km. Pusat gempa
pada permukaan bumi ini diatas hiposentrum disebut episentrum. Kerusakan yang
terbesar terdapat disekitar episentrum.
Tenaga eksogen
Tenaga atau kekuatan eksogen berasal
dari sinar matahari, air, angin, dan makhluk hidup. Semua gaya endogen itu
dapat membangun permukaan bumi, (membuat relief) untuk gaya eksogen (angin,
air, sinar matahari) dapat merusak permukaan bumi.
Dalam peristiwa pembentukan gunung
(orogenesis), selalu diikuti adanya pengikisan permukaan bumi yang disebut
glyptogenesis. Dengan adanya pengikisan ini mengakibatkan terjadinya
sedimentasi yang disebut lithogenesis. Jadi, ketiga peristiwa tersebut selalu
terjadi berturut-turut dan berulang-ulang, hingga susunan kulit bumi
(lithosfer) selalu berubah-ubah. Oleh sebab itu, peristiwa orogenesis,
plythogenesis dan lithogenesis itu disebut siklus geologi.
dalam bentuk
pengaruh keadaan cuaca (misal air, suhu). Hasil pelapkan batuan ini dapat
mengakibatkan terbentuknya tanah.
Macam-macam
pelapukan:
a. Pelapukan Mekanik
Merupakan
pelapukan batuan yang tidak disertai dengan perubahan susunan kimia, seperti
batuan besar yang pecah dan berubah menjadi kecil, selanjutnya sampai halus,
tetapi susunan kimianya sama dengan batuan induknya.
ü Pelapukan Kimia
Merupakan
pelapukan batan meleui proses kimia yang disertai perubahan susunan zat dari
mineral batuan induknya. Pelapukan kimia terjadi karena air atmosfer, gua asam
arang dan oksigen dari udara.
ü Pelapukan Organis
Pelapan batuan
karena akar tanaman, rumahbinatang yang menempel batuan, atau karena ulah
manusia.
d. Pengikisan (erosi)
Adalah
pengikisan permukaan bumi oleh tenaga yang melibatkan pengangkatan benda-benda
seperti air mengalir, es, angin, dan gelombang atau arus.
Erosi menurut
penyebabnya dapat dibagi atas empat macam:
Erosi Aliran Permukaan
terjadi apabila intensitas dan lamanya hujan melebihi kapasitas infiltrasi.
Erosi Angin
disebabkan oleh angin, yang disebut juga deflasi atau ablasi. Erosi ini banyak
terjadi di daerah gurun. Ciri-ciri yang dapat diamati akibat erosi angin adalah
batu jamur. Bentuk erosi yang disebabkan angin dapat dibedakan sebagai berikut:
· Tiupan angin menerbangkan partikel debu
ke tempat yang jauh.
· Angin menggulingkan pecahan batuan atau
bukit pasir.
· Kerikil dan bongkahan batu yang tidak dapat
digerakkan angin akan tertinggal di belakang permukaan. Bongkahan tersebut akan
tergores dan mengikis batuan lainnya.
Ø Erosi Gletser atau erosi glasial adalah erosi yang
terjadi akibat pengikisan massa es yang bergerak menuruni lereng. Dapat terjadi
di pegunungan yang tertutup salju. Ciri khas bentuk lahannya adalah adanya
alur-alur lembah yang arahnya relatif sejajar. Jika berlangsung lama akan
membuat lembah-lembah dalam berbentuk huruf U.
Ø Erosi Air Laut disebut abrasi atau erosi marine. Erosi ini
disebabkan gelombang yang mampu mengikis batuan yang ada di pantai, kemudian
diendapkan di sekitar pantai. Beberapa bentuk lahan akibat erosi air laut
antara lain:
• Cliff,
yakni pantai berdinding curam hingga tegak.
• Relung,
yakni cekungan-cekungan yang terdapat pada dinding cliff.
• Dataran
abrasi, yakni hamparan wilayah yang datar akibat abrasi dan dapat terlihat
jelas pada pasang surut.
Menurut
kecepatannya erosi dapat dibagi dua:
• Erosi Geologi
(Erosi Alami), yaitu erosi yang berjalan sangat lambat, di mana jumlah tanah
tererosi sama dengan jumlah tanah terbentuk. Erosi ini tidak berbahaya, karena
terjadi dalam keseimbangan alami.
• Erosi Dipercepat (Accelarated Erosion) adalah erosi yang terjadi lebih cepat akibat aktivitas manusia yang mengganggu keseimbangan alam. Jumlah tanah tererosi lebih besar dibanding tanah terbentuk. Berjalan sangat cepat sehingga tanah di permukaan hilang.
• Erosi Dipercepat (Accelarated Erosion) adalah erosi yang terjadi lebih cepat akibat aktivitas manusia yang mengganggu keseimbangan alam. Jumlah tanah tererosi lebih besar dibanding tanah terbentuk. Berjalan sangat cepat sehingga tanah di permukaan hilang.
Erosi
dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
• Curah hujan.
Intensitas hujan dapat mempengaruhi erosi. Semakin deras hujan, maka semakin
besar erosi yang ditimbulkan.
• Sifat-sifat
tanah. Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan tanah terhadap erosi adalah
tekstur tanah, struktur tanah, daya infiltasi/permeabelitas tanah, dan
kandungan bahan organik.
• Lereng/topografi.
Erosi akan meningkat apabila lereng semakin curam atau panjang.
• Vegetasi.
Vegetasi mempunyai pengaruh terhadap erosi, seperti menghalangi air hujan agar
tidak langsung jatuh ke permukaan tanah, menghambat aliran permukaan dan
memperbanyak air infiltrasi, serta penyerapan air di dalam tanah diperkuat
transpirasi/penguapan air lewat vegetasi.
• Manusia.
Tindakan manusia seringkali berdampak buruk terhadap lingkungan yaitu
mempercepat erosi.
e.
Sedimentasi
Sedimentasi
merupakan hasil proses erosi. Bentuk-bentuk dalam proses sedimentasi:
v Pesisir adalah proses pengendapan
didaerah pantai.
v Dune adalah bukit pasir didaerah yang
terjadi sebagai akibat hembusan angin didaerah pasir yang luas.
v Spit adalah materi pasir sebagai proses
pengendapan yang terdapat di muka teluk, berberbentuk memenjang dan salah satu
ujungnya menyatu dengan daratan. Sedangakan ujung yang lain terdapat di laut.
v Delta adalah bentukan dari proses
pengendapan erosi yang dibawa oleh ariran sungai di daerah pantai.
Dalam proes
sedimentasi akan menghasilkan batuan sedimentasi. Batuan sedimen juga dapat
diklasifikasikan berdasrkan tenaga alam yang mengangkut dan tempat sedimen.
a.
Berdasarkan
tenaga alam yang mengangkutnya ada empat macam sedimen.
1) Sedimen
akuatis : pengendapan oleh air
2) Sedimen
aeris : pengendapan oleh angin
3) Sedimen
glasial : pengendapan oleh es
4) Sedimen
marin : pengendapan oleh air laut
b.
Berdasarkan
tempatnya ada lima macam sedimen
a.
Teristis
: pengendapan di darat
b.
Sedimen
fluvial : pengendapan di sungai
c.
Sedimen
limmis : pengendapan di rawa-rawa
d. Sedimen
marin : pengendapan di laut
e.
Sedimen
glasial : pengendapan di daerah es
Daerah-daerah
Gempa Bumi
Gempa bumi banyak terjadi di daerah
yang masih labil. Daerah ini adalah:
a.
Rangkaian
Mediterania, seperti Balkan, Iran, India, Indonesia
b.
Rangkaian
Sirkum Pasifik, seperti Jepang, Filipina, Chili, dan daerah Amerika Tengah.
Indonesia adalah daerah pertemuan antara
rangkaian Mediterania dan rangkaian Sirkum Pasifik. Di Indonesia proses
pembentukan pegunungan juga masih berlangsung. Oleh karena itu, di Indonesia
banyak terjadi gempa bumi. Intensistas gempa bumi di suatu tempat akan
ditentukan oleh:
a.
Jarak tempat ke
episentrum
b.
Kedalaman gempa
c.
Keadaan geologi
setemp



























Tidak ada komentar:
Posting Komentar